PERANAN KEPALA
SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN SUPERVISI AKADEMIK PADA GURU PAI DI SMP NEGERI I
SANGATTA UTARA KABUPATEN KUTAI TIMUR.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan
pengajaran dan pendidikan di sekolah akan berhasil, jika semua unsur yang
terkait di dalamnya dapat bekerja sama atau menjadi tim kerja (team working)
yang solid untuk mencapai tujuan sekolah. Hal ini
kualitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kualitas profesional kinerja
kepala sekolah dan Guru PAI. Oleh karena itu usaha Kepala Sekolah
dalam meningkatkan kemampuan profesional Guru dalam proses
pembelajaran di SMP Negeri I Sangatta Utara sangat dominan, dan perlu
secara terus menerus mendapatkan perhatian dan bantuan profesional dari
penanggung jawab pendidikan. Peningkatan kemampuan profesional ini akan lebih
berhasil apabila dilakukan oleh kepala Sekolah dan Guru dengan kemauan dan
usaha mereka sendiri.
Usaha untuk menjamin kualitas layanan belajar tetap terjaga, maka supervisi
menjadi hal yang penting dalam memberikan bantuan kepada Guru. Istilah
supervisi pendidikan sudah cukup lama dikenal dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Pengertian supervisi pendidikan pada umumnya mengacu pada usaha
perbaikan situasi belajar dan mengajar.
Supervise pendidikan menurut Neagley adalah setiap layanan kepada
Guru-guru bertujuan menghasilkan perbaikan instruksional, layanan belajar, dan
pengembangan kurikulum[1].
Dari uraian supervisi dia atas, maka penulis dapat mengamati kepala sekolah
SMP Negeri I Sangatta Utara dalam merumuskan visi dan misi sekolah. Dan
melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan sekolahnya,
serta terbiasa melakukan pengawasan tentang pengelolaan kurikulum, kepegawaian,
sarana dan prasarana, keuangan, dan hubungan sekolah dengan masyarakat dengan
cara yang demokratis. Karena Kualitas dan produktifitas pemimpin harus mampu
memperlihatkan perbuatan profesional yang bermutu.
Chaplin (1989)
mengemukakan kemampuan (competence) adalah kelayakan untuk melaksanakan
tugas, keadaan mental memberikan kualifikasi seseorang untuk berwewenang dan
bertanggung jawab atas tindakannya atau perbuatannya[2].
Keberhasilan sekolah pengelolaannya ditentukan oleh kemampuan kepala
sekolahnya, yaitu melakukan pengorganisasian secara sistematis, dan komitmennya
terhadap perbaiakan pengelolaan sekolah dalam wewenangnya dan tanggung jawabnya
sebagai pemimpin. Kepemimpinan bukanlah serangakaian kompetensi yang dibuat oleh seseorang,
melainkan pendekatan atau cara kerja dengan manusia dalam suatu organisasi
untuk menyelesaikan tugas bersama dan tanggung jawab bersama. Kemampuan
memahami kondisi yang demikian ini bagi kepala sekolah amat penting artinya,
yaitu kemampuan melihat secara tajam apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki
pelaksanaan pendidikan di Sekolah.
Supervisi tidak terjadi begitu saja, oleh karena itu dalam setiap kegiatan
supervisi terkandung maksud-maksud tertentu yang ingin dicapai dan hal itu
terakumulasi dalam tujuan supervisi. Tujuan dapat berfungsi sebagai arah atau
penuntun dalam melaksanakan supervisi, tujuan supervisi berkaitan erat dengan
tujuan pendidikan di sekolah sebab supervisi pada dasarnya dilaksanakan dalam
rangka membantu pihak sekolah (Guru-guru) agara dapat melaksanakan tugasnya
secara lebih baik sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan bisa tercapai
secara optimal.
Menurut Feter
F. Oliva tujuan supervise adalah (1) membantu guru dalam mengembangkan proses
kegiatan belajar mengajar, (2) membantu Guru dalam menerjemahkan dan
mengembangkan kurikulum dalam proses belajar mengajar, dan (membantu sekolah
(Guru) dalam mengembangkan staf[3].
Berdasarkan pandangan di atas dapat dipahami bahwa secara umum tujuan
supervisi yaitu membantu Guru dalam mencapai tujuan pendidikan, membimbing
pengalaman mengajar Guru, memenuhi kebutuhan-kebutuhan belajar siswa, membina
moral kerja, menyesuaikan diri dengan masyarakat dan membina sekolah yang di
pimpinnya. Supervisi yang dilakukan di SMP Negeri I Sangatta Utara yaitu
supervisi akademik, dalam penjabaran supervisi klinis untuk menangani
perbaikan-perbaikan pembelajaran.
Supervisi Akademik termasuk aktifitas-aktifitas yang terjadi dalam kelas.
Dan supervisi Akademik dipergunakan sebagai pendekatan pemecahan masalah
untuk supervisi pengajaran.dengan partisipasi supervisor dan Guru dalam
prosesnya sebagai teman atau mitra guru. Supervisi Akademik bisa pula dipandang
sebagai proses perbaikan pengajaran dalam kelas dan meningkatkan performasi
mengajar Guru.
Sehubungan
dengan hal di atas, Achenson dan Gall lebih menekankan pada performasi mengajar
guru, Menurut mereka supervisi klinis dapat di rumuskan sebagai proses membantu
guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laku yang nyata dengan tingkah laku
mengajar yang ideal[4].
Adapun permasalahan yang terjadi di SMP Negeri I Sangatta Utara yaitu
sampai saat ini yang disamapaikan oleh pengawas dari Dinas Pendidikan dan
kepala sekolah dari hasil supervisi Akademik sebagian Guru kurang menggunakan
Media Pembelajaran terkhusus Guru PAI. Dalam pelaksanaan supervisi, cara
mekanismenya tidak menyupervisi Akademik secara langsung oleh kepala sekolah,
ada perwakilan perwakilan termasuk pengawas dari Depak. Dan cara kepala sekolah
melakukan supervisi Akademik menggunakan strumen yang sesuai dengan supervisi
akademik sampai ketindak lanjutnya. Supervisi agama bekerja sama dengan dinas
pendidkan, didaktik dan metodenya kepala sekolah masuk tapi dalam muatannya
tidak, sehingga kepala sekolah dan dinas pendidikan bekerja sama demi mencapai
pembelajaran yang efektif dan profesional. .
Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti Peranan Kepala
Sekolah Dalam Melaksanakan Supervisi Akademik pada Guru PAI di SMP Negeri I
Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur.
B. Fokus Masalah
Berdasarkan Uraian Di atas maka yang
menjadi fokus masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Urgensi supervisi Akademik
terhadap Guru PAI di SMP Negeri I Sangatta Utara
2. Proses pelaksanaan supervisi
Akademik terhadap Guru PAI di SMP Negeri I Sangatta Utara
3. Dampak positif supervisi Akademik
kepala sekolah Terhadap Guru PAI di SMP Negeri I Sangatta Utara.
C. Rumusan Masalah
Dari beberapa uraian di atas,
masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini di rumuskan sebagai berikut:
1. Apa urgensi supervisi Akademik
kepala sekolah terhadap Guru PAI di SMP Negeri I Sangatta Utara?
2. Bagaimana proses pelaksanaan
supervisi Akademik kepala sekolah terhadap Guru PAI di SMP I Sangatta Utara?
3. Apa dampak positif supervisi
Akademik kepala sekolah terhadap Guru PAI di SMP Negeri I Sangatta Utara?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, tujuan dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui urgensi
supervisi Akademik kepala sekolah terhadap Guru PAI di SMP Negeri I Sangatta
Utara.
2. Untuk mengetahui proses
pelaksanaan supervisi Akademik terhadap Guru PAI di SMP Negeri I Sangatta Utara
3. Mengetahui dampak positif
supervisi Akademik kepala sekolah terhadap Guru PAI di SMP Negeri I Sangatta
Utara
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dalam penelitian
ini adalah terdapat dua manfaat praktis, kedua manfaat tersebut dapat di
jelaskan sebagai berikut;
1). Manfaat teoritis
a.
Hasil
penemuan penelitian ini dapat dipakai bagi peneliti yang lain sebagai dasar
untuk mengembangkan peneliti selanjutnya yang berguna untuk mengembangkan, dan
pembenahan dunia pendidikan di sekolah-sekolah.
b. Dapat memperkaya khasanah penelitian
dalam pengembangan pendidikan di sekolah-sekolah.
2). Manfaat praktis
Adapun manfaat praktis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Bagi sekolah
penemuan peneliti ini dapat dipakai dalam mengatasi permasalahan-permasalahan
dalam Supervisi Akademik
b. Bagi guru hasil atau temuan peneliti
ini dapat dipakai sebagai acuan untuk meningkatkan pembelajaran PAI di SMP
Negeri I Sangatta Utara
c.
Bagi kepala
sekolah temuan penelitian ini dapat dipakai sebagai pegangan dalam usaha
mengembangkan keberhasilan dalam meningkatkan Supervisi Akademik
d. Bagi pemerintah hasil temuan
penelitian ini dapat dipakai oleh pemerintah sebagai dasar pengembangan sumber
daya manusia melalui pendidikan untuk mengembangkan kemajuan pendidikan dan
kemajuan Bangsa dan Negara.
F. Metode Penelitian
Suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu di dasarkan pada
ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, sistematis dan logis.
1). Jenis penelitian
Jenis penelitian ini peneliti
menggunakan penelitian kualitatif artinya data yang dikumpulkan bukan berupa
angka-angka, melainkan data tersebut dari hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Pertimbangan peneliti dalam menggunakan penelitian kualitatif
adalah sebagaimana yang di ungkapkan oleh [5]Lexy
J Moleong sebagai berikut:
a.
Menyesuaikan
metode kualitatif lebih muda apabila berhadapan dengan kenyataan ganda
b. Metode ini secara tidak langsung
hakikat hubungan antara peneliti dengan responden
c.
Metode ini
lebih peka dan menyesuaikan diri dengan manajemen pengaruh terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
2). Pendekatan penelitian
Penelitian
tentang Peran Kepala Sekolah Dalam Melaksanakan Supervisi Akademik pada Guru
PAI di SMP Negeri I Sangatta Utara menggunakan metode kualitatif dalam
penelitian ini, penulis ingin mengetahui, memahami, menghayati, dan memaparkan
tentang Peran Kepala Sekolah Dalam Melaksanakan Supervisi Akademik pada Guru
PAI di SMP Negeri I Sangatta Utara sesuai dengan fenomena dan data-data yang
ada, sehingga disebut juga dengan fakta fenomenologis. Peneliti
merupakan instrumen paling utama sekaligus perencana, pelaksana, pengumpulan
data, penganalisis, penafsiran, dan pelaporan hasil penelitian (sesuai dengan
karakteristik penelitian kualitatif). Sedangkan instrumen adalah peneliti itu
sendiri. Selain manusia atau peneliti itu sendiri dapat pula digunakan sebagai
pendukung tugas penelitian di lapangan yaitu recorder dan kamera yang dipakai
oleh peneliti[6].
3). Data dan sumber data
Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasih yang berkaitan tentang
Peran Kepala Sekolah Dalam Melaksanakan Supervisi Akademik Pada Guru PAI
dan untuk mengetahui urgensi kepala sekolah dalam melaksanakan Supervisi
Akademik terhadap Guru PAI serta bagaimana proses pelaksanaan Supervisi
Akademik dan dampak Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Guru PAI Di SMP
Negeri I Sangatta Utara.
Yang
dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh. Jadi sumber data ini menunjukkan asal informasi. Data ini harus
diperoleh dari sumber data yang tepat, jika sumber data tidak tepat maka
mengakibatkan data yang terkumpul tidak relevan dengan masalah yang diselediki.
Sebagaimana
kita ketahui bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah
kata-kata, dan tindakan, maka dapat kita simpulkan bahwa sumber data utama
ialah manusia. Maka dalam penelitian ini sumber data utamanya ialah kepala
sekolah selaku supervisor. Dan sumber data yang lain hanya sebagai sumber data
tambahan.
4). Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah triagulasih data, adapun
penjelasannya sebagai berikut:
a.
Observasi
Di dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode observasi partisipan, artinya peneliti melakukan pengamatan
secara langsung di dalam kelas dengan mengikuti proses belajar mengajar yang
berlangsung. Pada metode ini peneliti melakukan pengamatan atau observasi
secara langsung mengenai kegiatan pembelajaran yang terjadi di dalam kelas
sehingga peneliti dapat menilai serta dapat mengumpulkan data-data yang
diperlukan.
Metode observasi adalah metode
pengumpulan data dengan dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan
sistematis terhadap kenyataan-kenyataan yang akan diselidiki.
Metode observasi sering di artikan
sebagai pengamatan yaitu kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indra(penglihatan, pendengaran, penciuman,
pengecap, dan peraba).
Melalui tehnik observasi ini di
peroleh data tentang keadaan sekolah SMP Negeri 1 Sangatta Utara Kabupaten
Kutai Timur sebagai objek penelitian, yang meliputi keadaan kepala sekolah,
Guru, peserta didik, dan keadaan sarana dan prasarana.
b. Wawancara (interview)
Dalam penelitian ini peneliti
melakukan wawancara secara mendalam untuk mendapatkan informasi
sebanyak-banyaknya mengenai data-data yang di butuhkan oleh peneliti, sehingga
data-data yang diperoleh dapat dengan cermat untuk di olah menjadi sebuah
informasih yang berguna.
Disini peneliti melakukan dialog
secara langsung dengan responden yang telah peneliti tentukan yaitu kepala
sekolah dan salah satu Guru SMP Negeri 1 Sangatta Utara.
Untuk mendapatkan data-data yang
peneliti butuhkan.Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,
percakapan itu di lakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer)
untuk memperoleh informasi dari terwawancara (intervieer).
Dari kedua rujukan di atas, dapat
memberi arahan dan landasan bagi peneliti bahwa melalui kegiatan wawancara,
diharapkan , memperoleh pemahaman yang sama antara peneliti dengan subjek
peneliti tentang berbagai hal yang berkaitan dengan informasih yang diperlukan.
Berikut beberapa daftar pertanyaan
wawancara yang akan di lakukan oleh peneliti dengan beberapa responden yang
telah peneliti tentukan.
c.
Dokumentasi
Metode dekomentasi ini peneliti
gunakan untuk mencari data-data yang peneliti butuhkan yang dalam hal ini
pencarian data tersebut tidak dapat dilakukan dengan menggunakan metode lain
seperti metode yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu metode observasi dan
metode wawancara.
Metode dekomentasi yaitu mencari
data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.
Sedangkan pengertian dokumen itu
sendiri ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak
dipersiapkan karena adanya permintaan seseorang penyidik.
Metode ini digunakan untuk
memperoleh data tentang:
1. Latar Belakang SMP Negeri I
Sangata Utara Kabupaten Kutai Timur
2. Data Guru, Peserta Didik,
karyawan, dan struktur organisasi SMP Negeri I Sangatta Utara Kabupaten Kutai
Timur.
d. Tehnik Analisis Data
Analisis merupakan tahap akhir
terhadap apa yang dilakukan selama berada di lapangan yaitu disertai dengan
membuat laporan penelitian untuk menganalisa data yang telah diperoleh melalui
observasi, interview, dan dokumentasi maka peneliti menganalisis data yang
telah diperoleh untuk memastikan kevalidan data tersebut.
Adapun pengertian analisis data
ialah mendeskripsikan data-data yang ada dengan kata-kata seperti yang
disarankan oleh hasil data yang diperoleh[7].
Adapun tujuan dari analisis data ini adalah sebagai berikut:
1). Mengumpulkan informasih yang aktual secara terperinci yang melukiskan
gejala-gejala yang ada.
2). Mengidentifikasi masalah dengan memeriksa data-data yang memperlihatkan
kondisi dan praktik-praktik yang berlaku.
3). Melakukan evaluasi.
G. Sistematika Laporan Penelitian
Sistematika
ini dibuat untuk mempermudah penulisan dan pembahasan dalam penulisan skripsi
ini maka diatur sebagai berikut:
BAB I,
metode didalamnya terdiri dari pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data,
teknik analisis data, dan sistematika laporan penelitian.
BAB II,
adalah pembahasan merupakan landasan teori yang di dalamnya terdiri dari:
pengertian supervisi, kompotensi kepemimpinan kepala sekolah, Tugas dan fungsi
guru.
BAB III,
kajian objek penelitian, yang di dalamnya terdiri dari gambaran umum SMP Negeri
I Sangatta Utara, dan visi dan misi SMP Negeri I Sangatta Utara.
BAB IV,
analisis hasil penelitian, berupa hasil wawancara, observasi, dokumentasi, dan
gambaran umum hasil penelitian.
BAB V, Penutup, yang Didalamnya berisi kesimpulan dan saran
Daftar Pustaka Dan Lampiran-lampiran
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Supervisi Akademik
1. Pengertian Supervisi
Usaha meningkatkan kemampuan
profesional dapat dilakukan dengan memberikan bantuan profesional kepada guru
dalam bentuk penyegaran, konsultasi, bimbingan, dan kegiatan yang akan
dilakukan. Sebelumnya antara kepala sekolah membangun kesepakatan kualitas
mengajar yang diinginkan, sehingga layanan belajar dapat lebih baik dan ada
peningkatan terus menerus. Untuk menjamin kualitas layanan belajar tetap
terjaga, maka supervisi menjadi hal yang penting dalam memberikan bantuan
kepada guru. Dalam proses manajemen, supervisi berada dalam kawasan “directing”
dan inspeksi berada dalam kawasan “controlling”1 Oleh karena
itu supervisi cenderung kepada usaha pelayanan dan pemberian bantuan dalam
rangka memajukan dan meningkatkan proses dan hasil belajar-mengajar.
Seorang guru yang profesional harus
memahami bahwa sekolah merupakan tempat belajar yang memberikan layanan
pemebelajaran yang bermutu melalui startegi pembelajaran yang bervariasi,
penilaian yang kontinu dengan follow-up yang cepat dan tepat,
mempartisipasikan siswa dalam pembelajaran, serta memperhatikan kehadiran
siswa, pelaksaan tugas-tugas siswa dan berkelanjutan tugasnya2. Pada sekolah
efektif, guru profesional memusatkan strategi belajar-mengajar pada aktifitas
siswa, karena tanggung jawab belajar ada pada siswa. Sekolah yang terdiri dari
kepala sekolah dan guru bertanggung jawab mengakomodir kegiatan siswa agar
siswa mau belajar.
Berpijak dari pendapat Haberman[8]3, dapat kita
lihat bahwa pengetahuan guru paling tidak mengandung 12 komponen yang
menggambarkan seorang guru yang baik, yaitu:
a.
keterampilan
guru adalah orang yang mampu melakukan keterampilan-keterampilan tertentu (selected
skills). Keterampilan-keterampilan itu diperoleh melalui latihan-latihan
keguruan. Pendekatan ini disebut technical approach. Pendekatan teknis
terdiri dari pendekatan micro teaching dan pendekatan tujuan tingka laku
(behavioral objectives approach) yang satu sama lain berbeda tekanannya.
Menurut
pendapat micro teaching, ada 9 jenis keterampilan mengajar yang
digunakan pada secondary program at standford, yaitu:
a). establishing set,
b). establishing appropriate
premees of reference,
c). achieving closure,
d). using qustions effectively,
e). recorgnizing and obtaining
attending behavior,
f). controlling participation,
g). providing feedback,
h). employing rewards and
punishment, and
i). setting a model
kesembilan jenis keterampilan
tersebut dapat dikategorisasikan menjadi 7 jenis keterampilan sebagai berikut:
a). Penguatan (reinforcement)
b). Bermacam-macam stimulus
c). Keterampilan penyajian induksi
d). Keterampilan penyajian ceramah dan penggunaan AVA
e). Ilustrasi dan pemberian
contoh-contoh
f). Keterampilan penyajian – closure
g). Siswa mengajukan pertanyaan
Keterampilan-keterampilan tersebut
perlu dipelajari oleh guru agar dia mampu melakukan fungsi pengajaran.
Pendekatan tujuan tingkah laku (behavioral objectives), guru belajar
untuk menspesifikasikan tingkah laku siswa. Guru yang baik dapat merumuskan
tujuan-tujuannya, yakni apa yang mereka harapkan terhadap para siswanya,
kegiatan-kegiatan apa yang akan dilatihkan. Micro teaching mengaggap
bahwa guru yang baik dan siswa belajar efektif jika guru mampu
mendemonstrasikan keterampilan instruksional yang tela dimilikinya.
b. Etika
Setiap
program pendidikan guru, bertujuan agar lulusannya mampu melaksanakan
pendidikan terhadap anak didik sesuai dengan norma-norma etika yang berlaku.
Para guru di persiapkan agar mampu ikut aktif bekerja sama secara demokratis
dalam kehidupan kelompok dan dalam proyek-proyek kerja sama lainnya.
c.
Disiplin
iIlmiah
Pada umumnya
program pendidikan guru meliputi 3 disiplin ilmiah, yakni pendidikan umum (general
education), pendidikan profesional (profesional studiens), pendidikan
umum dan pendidikan spesialisasi mendasari studi profesional. Selain dari itu,
para ahli menganjurkan agar pendidikan umum dan pendidikan spesialisasi bersifat
terbuka yang memberikan kebebasan bagi para siswa guru untuk melakukan pilihan.
Dengan demikian di harapkan terjaminnya efektifitas proses pendidikan dan
mendorong kegiatan belajar siswa.
d. Konsep-konsep dasar
Perbedaan ilmu pengetahuan berkat penemuan-penemuan baru menyebabkan ilmu
pengetahuan berkembang sangat pesat. Ilmu pengetahuan memuat banyak
informasih dan data tentang fakta-fakta dalam kehidupan.
e. Pelajar/siswa
Komponen
dasar dari semua program pendidikan guru merupakan perkembangan siswa sejak
tingkat prakanak-kanak, masa kanak-kanak, dan masa remaja (Adolesens).
Lulusan program pendidikan guru diharapakan dapat menentukan secara umum
perkembangan jasmaniyah, emosional, dan social pada kelompok-kelompok manusia
yang akan mereka ajar.
Program yang
baik adalah program yang berusaha memadukan (mengintegrasikan) studi
tentang siswa dan kerja lapangan yang dilukiskan prinsip-prinsip perkembangan.
Pada gilirannya harus pula dipertimbangkan perpaduan antara metode atau
strategi instruksional dengan kebutuhan dan pradisposisi para siswa.
f. Suasana Sosial
Komponen
suasana siswa berkenaan dengan nilai dan kultur dari bermacam-macam kelompok
masyarakat dimana guru akan bekerja kelak. Komponen ini perlu dipelajari oleh
setiap guru dalam program pendidikan guru, tujuannya yaitu untuk memberikan
pengetahuan tentang latar belakang sosial dan hal-hal yang sangat berpengaruh
terhadap anak-anak.
g. Belajar
Seorang guru
perlu diberi petunjuk secara mendasar tentang bagaimana anak belajar sebagai
persiapan untuk menjadi guru yang efektif dan mampu memberikan kesempatan
kepada anak-anak agar mereka berkembang sesuai dengan cara-caranya yang unik.
h. Pedagogik atau metodologi pengajaran
Setiap
program pendidikan guru berisikan studi tentang metode pengajaran. Metode
pengajaran terdiri dari metode-metode umum (general method) dan metodik
khusus untuk setiap mata pelajaran. Metodologi pengajaran harus dipelajari
dalam bentuk teori dan praktek.
i. Proses
Pengajaran
harus ditentukan secara teliti dan berhati-hati dan guru harus ahli (expert)
dalam mengategorisasikan tingkah laku instruksional. Komponen proses merupakan
tambahan baru yang lebih spesifik dalam pendidikan guru. Berdasarkan
pertimbangan itulah komponen proses juga dipelajari dalam setiap program
pendidikan guru.
j. Teknologi
Setiap
program meliputi pekerjaan dalam bidang material, media dan teknologi. Para
guru seharusnya di ajar tentang cara menggunakan alat, media, dan teknologi
yang ada, seperti proyektor, video tape, radio, rekaman,TV, microfilm, bahkan
kalau ada komputer. Sebab melihat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
dan kemajuan ini sangat berpengaruh terhadap program pendidikan guru.
k. Pengembangan diri (self)
Setiap
program pendidikan Guru seharusnya juga melakukan usaha-usaha untuk
mengembangkan diri (self). Setiap calon guru seharusnya memiliki self
understanding yang baik, pribadian yang terintegrasi dan
keseimbangan antara fisis dan psikis.
l. Perubahan Dan Inovasi
Pemerataan
kesempatan belajar mendorong ke arah perubahan dan inovasi dalam sistem
persekolahan dan program pendidikan guru. Masalah-masalah tersebut besar
pengaruhnya terhadap isi program pendidikan guru guna memenuhi tuntutan dan
kebutuhan yang semakin berkembang.
Sehubungan
dengan perubahan tersebut, program pendidikan guru perlu terbuka terhadap
perubahan-perubahan dan berbagai upaya inovasi. Perubahan itu, antara lain
dilaksanakan pada strategi instruksional dalam bentuk penggunaan metode-metode
yang lebih efektif.
2. Tujuan Dan Sasaran Supervisi
Supervisi tidak terjadi begitu saja, oleh karena itu dalam setiap kegiatan
supervisi terkandung maksud-maksud tertentu yang ingin dicapai dan hal itu
terakumulasi dalam tujuan supervisi. Tujuan dapat berfungsi sebagai arah atau
penuntun dalam melaksanakan supervisi. Tujuan supervisi berkaitan erat dengan
tujuan pendidikan di sekolah sebab supervisi pada dasarnya dilaksanakan dalam
rangka membantu pihak sekolah (guru-guru) agar dapat melaksanakan tugasnya
secara lebih baik sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan bias tercapai
secara optimal.
Tujuan utama
supervisi adalah memperbaiki pengajaran menurut (Neagley & Evans, Hoy &
Forstyh, Oliva, Wiles & Bondi, dan Glickman)4.
Untuk dapat mencapai tujuan dan
sasaran supervisi sebagaimana dikemukakan diatas, maka supervisi harus menaruh
perhatian yang sungguh-sungguh terhadap pelaksanaan tugas-tugas guru. Termasuk
berbagai permasalah-permasalahan yang dihadapi guru di dalam menunaikan
tugasnya tersebut. Tujuan-tujuan supervisi pendidikan menurut Amatembun
haruslah memperhatikan beberapa faktor yang sifatnya khusus, yaitu
memperhatikan dengan sungguh-sungguh kegiatan yang betul-betul dapat membantu
meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan tugas mengajar sebagai tugas
utamanya5.
Kegiatan
supervisi yang lebih efektif dilakukan apabila supervisor mempersiapkan segala
sesuatunya dengan cermat. Persiapan yang cermat itulah yang dapat membantu guru
mencari dan memecahkan masalah belajar peserta didik. Dengan demikian dapat di
tegaskan bahwa, tujuan supervisi pendidikan adalah untuk mengembangkan situasi
belajar mengajar yang lebih baik dan berkualitas khususnya yang dilakukan oleh
guru. Materi yang berkaitan dengan supervisi seperti supervisi akademik,
supervisi kesejawaan, dan lainnya agar guru lebih menguasai tehnik-tehnik
supervisi pembelajaran di sekolah.
Sementara itu Nawawi mengemukakan
supervisi bertujuan menolong guru-guru agar dengan kesadarannya sendiri
berusaha untuk berkembang dan tumbuh menjadi guru yang lebih cakap dan lebih
baik di dalam melaksanakan tugas-tugasnya6.
Berhubungan dengan tujuan supervisi,
seorang guru harus memilki kemauan sendiri untuk berkembang, dan berusaha
sendiri dalam meningkatkan kualitas dan kemampuannya. Supervisi cenderung kepada
usaha pelayanan dan pemberian bantuan dalam rangka memajukan dan meningkatkan
proses belajar mengajar.
3. Fungsi Dan Tugas-tugas Supervisi
Supervisi
pendidikan yaitu layanan atau bantuan kepada guru untuk mengembangkan situasi
belajar mengajar. Konsep supervisi yang sebenarnya di arahkan pada pembinaan,
artinya kepala sekolah, guru dan para personel lainnya di sekolah diberi
faislitas untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya.
Menurut Gwyn7, sepuluh
fungsi utama supervisor yaitu:
a. Membantu guru mengerti dan memahami para peserta
didik
b. Membantu mengembangkan dan memperbaiki kinerja guru, baik secara individual
maupun secara bersama-sama
c. Membantu seluruh staf sekolah agar melaksanakan
tugas lebih efektif baik berkaitan dengan proses belajar mengajar bantuan
tehknis lainnya
d. Membantu guru meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan berbagai metode
dalam mengajar
e. Membantu guru secara individual untuk meningkatkan
kemampuan mengatasi berbagai permasalahan mengajar
f. Membantu guru agar dapat menilai peserta didik
menggunakan metode penilaian yang standar, agar kualitas belajar anak lebih
baik
g. Menstimulir guru agar dapat menilai diri dan pekerjaanya (instrospeksi)
h. Membantu guru agar merasa bergairah dalam melaksanakan pekerjaanya dengan
penuh rasa aman
i. Membantu guru dalam menganalisis
dan melaksanakan kurikulum di sekolah
j. Dan membantu guru agar dapat
memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat tentang kemajuan
sekolahnya.
Oleh karena itu, keliru bila memahami fungsi pengawasan atau supervisor di
artikan sebagai pemberian sangsi kepada setiap pegawai yang tidak berhasil
dalam melaksanakan tugasnya. Supervisor perlu memahami fungsi-fungsi supervisi yang merupakan tugas
pokok sebagai supervisor pendidikan. Fungsi-fungsi supervisi itu harus
dijalankan agar tujuannya dapat tercapai secara optimal.
Supervisor
pendidikan yang profesional menurut Anwar dan Sagala8 mempunyai
fungsi-fungsi utama adalah:
a) Menetapkan masalah yang betul-betul
mendesak untuk ditanggulangi, yang sebelumnya mengumpulkan informasi tentang
masalah tersebut, dengan menggunakan instrumen tertentu seperti observasi,
wawancara, kuesioner, dan sebagainya. Kemudian mengolah dan menganalisis data
yang dikumpulkan, dari data tersebut disimpulkan keadaan yang sebenarnya.
b) Menyelenggarakan inspeksi, yaitu
sebelum memberikan pelayanan kepada guru, supervisor lebih dulu perlu
mengadakan inspeksi sebagai usaha mensurvai seluruh sistem pendidikan yang ada.
Survai ini berguna untuk menghimpun data yang actual, bukan informasi yang
kadaluarsa, sehingga ditemukan masalah-masala, kekurangan-kekurangan, baik pada
guru maupun murid, perlengkapan, kurikulum, tujuan pendidikan, metode
pengajaran, dan perangkat lain sekitar proses pembelajaran. Hasil inspeksi dan
survai itu dijadikan dasar oleh supervisor untuk memberikan bantuan
profesional.
c) Penilaian data dan informasi hasil
inspeksi yang telah dihimpun tersebut diolah sesuai prinsip-prinsip yang
berlaku dalam penelitian. Dengan cara ini dapat ditemukan teknik dan prosedur
yang efektif dalam memberi pertimbangan bantuan mengajar, sampai pada taraf
supervisi dipandang oleh memberi solusi problematika pembelajaran yang
memuaskan bagi guru.
Langkah-langkah
yang dapat ditempuh dalam melaksanakan penelitian kegiatan supervisi:
1. Menemukan
masalah yang ada pada situasi pembelajaran
2. Mencari dan
menentukan teknik pemecahan masalah yang dipandang efektif
3.
Menyusun
alternatif program perbaikan
4. Mencoba cara
baru dengan melakukan inovasi pendekatan pembelajaran
5. Dan merumuskan
serta menentukan pola perbaikan yang lebih standar untuk pemakaian yang lebih
luas.
d) Penilaian yaitu, usaha mengetahui
segala fakta yang mempengaruhi kelangsungan persiapan, perencanaan dan program,
penyelenggaraan, an evaluasi hasil pengajaran. Setelah supervisor mengambil
kesimpulan tentang situasi yang sebenarnya terjadi, maka iapun harus
melaksanakan penilaian terhadap situasi tersebut. Supervisor diharapkan tidak
memfokuskan pada hal-hal yang negatif saja, tetapi juga hal-hal yang dapat
dinyatakan sebagai kemajuan.
e) Latihan yaitu, berdasarkan hasil penelitian dan penilaian mungkin ditemukan
hal-hal yang dirasa kurang dilihat dari kemampuan guru terhadap beberapa aspek
yang berkaitan dengan pengajaran. Maka kekurangan itu diatasi dengan mengadakan
pelatihan yang dilakukan oleh pengawas atau kepala sekolah sebagai supervisor
sesuai kebutuhan dan keperluannya. Pelatihan ini dimaksud untuk memperkenalkan
cara-cara baru sebagai upaya perbaikan dan atau peningkatan kualitas
pembelajaran. Pelatihan ini juga dapat sebagai pemecahan atau masalah-masalah
yang dihadapi. Pelatihan
ini bentuknya dapat berupa on the job training, lokakarya, seminar,
demonstrasi mengajar, simulasi, observasi, saling mengunjungi, atau cara lain
yang dipandang efektif.
f)
Pembinaan
atau pengembangan, yaitu lanjutan dan kegiatan memperkenalkan cara-cara baru.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menstimulasi, mengarahkan, memberi semangat agar
guru-guru mau menerapkan cara-cara baru yang diperkenalkan sebagai hasil
penemuan penelitian, termasuk dalam hal ini membantu guru-guru memecahkan
kesulitan dalam menggunakan cara-cara baru teknik-teknik pengajaran.
Jika
supervisi dilaksanakan oleh pengawas dan kepala sekolah, maka ia harus mampu
melakukan berbagai teknik-teknik pengawasan dan pengandalian untuk meningkatkan
mutu kinerja tenaga-tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini
merupakan kontrol, agar kompotensi guru khusnya kompotensi pedagogik,
profesional, sosial, dan kepribadian dalam melaksanakan kegiatan pendidikan di
sekolah terarah pada tujuan pembelajaran.
Hal inilah
yang menjadi alasan model inspeksi harus ditinggalkan diubah menjadi bantuan
untuk menumbuhkan jabatan profesional yang dapat menjamin kulaitas layanan
belajar yang secara terus menerus membaik, sehingga menghasilkan lulusan yang
terbaik.
Menurut
Burton[9]
tugas tugas supervisi yang dimaksud adalah:
1. Perbaikan tindakan pengajaran
2. Perbaikan in-service
guru-guru
3. Pemilihan dan pengorganisasian mata
pelajaran
4. Test, dan pengukuran dan
5. Penilaian terhadap guru
Tujuan utama
supervisi yaitu memperbaiki pengajaran, maka supervisi harus menaruh
perhatianyang lebih besar kepada pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar yang
dilakukan oleh guru dan hal-hal yang dapat mendukung dan memperlancar
pelaksanaan KBM tersebut.
Sehubungan
dengan itu, Depdiknas[10]
merumuskan tugas-tugas supervisi yaitu:
a) Menigkatkan kemapuan guru mengelola
kegiatan belajar mengajar, seperti kemampuan menjabarkan kurikulum ke dalam
kegiatan semesteran, menyusun perencanaan persiapan mengajar, melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dengan baik, menilai perkembangan anak, memberikan
umpan balik secara teratur dan terus menerus, membuat dan menggunakan alat
bantu mengajar sederhana, menggunakan atau memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
dan media pengajaran, melayani dan membibimbing siswa yang mengalami kesulitan
belajar, mengatur dan menggunakan waktu secara efisien untuk menyelesaikan
program pembelajaran, dan mengelola kegiatan ekstra kurikuler dengan
kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.
b) Dan memperbaiki dan meningkatkan
sikap profesional guru yang berkaitan dengan kemampuan mengelola KBM, seperti
terbuka terhadap adanya pembaharuan, mau menghargai pendapat orang lain, mau
mencoba gagasan positif yang berasal dari rekan guru lainnya, tidak mudah putus
asa, memilki rasa tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan tugas, memiliki
rasa percaya diri, dan mau bekerja sama diantara rekan sesama guru.
Tugas-tugas supervisi di atas tampaknya lebih di arahkan pada upaya
meningkatkan kemampuan profesional guru. Di samping itu terdapat pula
tugas-tugas supervisi lainnya, yang secara tidak langsung berkaitan dengan
perbaikan pengajaran atau peningkatan kemampuan profesional guru, tetapi dapat
mendukung terselenggaranya KBM secara lebih optimal.
Karena supervisi ditujukan pula kepada kepala sekolah, maka memperbaiki
manajemen sekolah, dan pengayaan kiat-kiat kepemimpinan juga merupakan
tugas-tugas supervisi yang harus dilaksanakan. Oleh karena itu, pembinaan guru
atau supervisi tersebut meliputi dua kegiatan utama, yakni pembinaan yang
bersifat teknis edukatif dan pembinaan yang bersifat administratif.
4. Pengertian supervisi
Akademik
Supervisi yang dilakukan bersifat
supervisi Akademik, artinya supervisi yang dilakukan bertujuan untuk
memperbaiki kekurangan yang ada secara bersama antara supervisor dan personil
yang di supervisi.
Pelaksanaan supervisi hendaknya
dilakukan secara sistematis artinya supervisi yang dilaksanakan harus dengan
perencanaan yang matang, sesuai dengan sasaran yang diinginkan. Secara ketiga
secara realistis maksudnya supervisi dilaksanakan atas kenyataan yang
sebenarnya yaitu pada keadaan atau hal-hal yang sudah dipahami dan dilakukan
oleh para staf sekolah. Supervisi akademik yaitu alat untuk memastikan bahwa
penyelenggaraan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah dilakukan secara
efektif melalui perencanaan yang sistimatis, pengamatan dan feedback.
Peran supervisi Akademik adalah
untuk membantu menuju pengembangan kemampuan guru melalui refleksi atas
pengalaman praktik pembelajaran dan penerapan prinsip serta konsep upaya
perbaikan secara mandiri. Supervisi akademik merupakan salah satu model
supervisi pembelajaran yang mulai dikenal di Indonesia pada sekitar tahun
80-an. Supervisi model ini banyak menyedot perhatian para pemerhati pendidikan.
Ketertarikan tersebut dikarenakan
model supervisi ini memiliki karakteristik yang spesifik sehingga model
supervisi akademik ini mampu menawarkan berbagai keunggulan. Salah satu
karakternya adalah terciptanya hubungan kolegial antara supervisor dengan guru.
Melalui hubungan yang demikian
diharapkan komponen guru akan dapat menerima supervisor sebagai partner untuk
menyelesaikan berbagai masah yang dihadapi dalam setiap proses
pembelajaran.
Memang demikian adanaya bahwa dalam
proses pembelajaran tak seorang gurupun yang terbebas dari masalah. Namun
masalah itu ada yang dapat diselesaikan dan ada pula yang tidak dapat
terselesaikan. Dalam proses pembelajaran yang belum dapat diselesaikan
oleh guru tentu akan menjadi salah satu penyebab munculnya masalah baru. Dalam
pemberian terapi dibutuhkan adanya tindakan ekstra hati-hati.
Dikatakan demikian karena ada
sejumlah langkah-langkah strategis yang harus dilakukan oleh seorang supervisor
dalam kegiatan supervisi akademiknya. Untuk menjelaskan konsep Supervisi
Akademik, Supervisi Akademik difokuskan pada perbaikan pengajaran melalui
siklus yang sistimatik dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisi
intelektual yang iintensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan
tujuan mengadakan modifikasi rasional.
Supervisi Akademik adalah suatu
proses pembimbingan dalam pendidikan yang bertujuan membantu pengembangan
professional guru dalam pengenalan mengajar melalui observasi dan analisis data
secara obyektif dan teliti sebagai dasar untuk mengubah prilaku mengajar guru.
Tekanan dalam pendekatan yang diterapkan bersifat khusus melalui tatap muka
dengan guru.
Supervisor klinis adalah proses
membantu guru memperkecil ketidaksesuaian (kesenjangan) antara prilaku mengajar
yang nyata dengan prilaku mengajar yang ideal. Jadi Supervisi akademik
merupakan suatu bentuk bantuan professional yang diberikan berdasarkan
kebutuhan guru yang bersangkutan dengan tujuan meningkatkan kemampuan mengajar.
Bimbingan yang diberikan itu tidak dengan instruksi atau mengarahkan (direct),
tetapi bimbingan yang dilakukan lebih pada memberikan bantuan (help)
yang dapat merangsang guru untuk menemukan sendiri cara-cara yang teppat untuk
memperbaiki kekurangan yang dialami dalam mengelola proses pembelajaran.
ada beberapa factor yang mendorong
dikembangkannya supervisi Akademik antara lain:
a. Supervisi pada realitanya dilaksanakan seperti evaluasi semata, sehingga
pihak yang disupervisi merasa diadili dan dicari kesalahannya. Hal ini menyebabkan supervise tidak
disukai bahkan ditolak.
b. Supervisi dilaksanakan atas dasar kebutuhan atau keinginan supervisor tampa
memperhatikan kebutuhan pihak yang disupervisi. Dengan demikian guru atau pihak
yang disupervisi seakan akan sebagai manusia tampa potensi yang harus dibentuk
secara paksa sesuai dengan pola-pola yang diinginkan supervisi akademik.
c. Aspek-aspek yang dinilai terlalu umum, sukar sekali
untuk mendiskripsikan tingkah laku guru yang paling mendasar seperti mereka
rasakan karena diagnosisnya tidak mendalam dan sangat bersifat umum dan
abstrak.
d. Umpan balik yang diperoleh dari hasil pendekatan bersifat member
arahan, petunjuk, instruksi, tidak menyentuh masalah manusia yang terdalam yang
dirasakan guru-guru hanya bersifat di permukaan.
e. Tidak diciptakannya hubungan identifikasi dan
analisis diri sehingga guru dapat melihat konsep dirinya.
f. Ia sadar akan kemampuan dirinya dan selanjutnya
dengan kesadaran itu, akan timbul motivasi untuk memperbaiki diri.
Praktek-praktek supervisi yang tidak manusiawi itu menyebabkan kegagalan dalam
pelaksanaa supervisi Itulah sebabnya perlunya dilaksanakan supervise akademik.
5. Tujuan Supervisi Akademik
a. Tujuan umum, Untuk membantu
memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan sekolah sehingga tercapai kondisi
kegiatan belajar mengajar yang sebaik-baiknya.
b. Tujuan khusus, Memberikan bantuan
dalam mengembangkan potensi diri guru dan karyawan agar dapat berkembang secara
optimal demi tercapainya tujuan kegiatan belajar mengajar.
6. Karakter Supervisi Akademik
Supervisi akademik memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Perbaikan dalam pembelajaran mengharuskan guru
mempelajari keterampilan intelektual dan bertingkah laku berdasarkan
keterampilan tersebut.
b. Fungsi utama supervisor adalah
menginformasikan beberapa keterampilan, Seperti:
1. keterampilan menganalisis proses pembelajaran berdasarkan hasil
pengamatan,
2. keterampilan mengembangkan kurikulum, terutama bahan pembelajaran,
3. keterampilan dalam proses
pembelajaran.
c. Sedangkan Fokus Supervisi Akademik
yaitu, perbaikan proses pembelajaran, keterampilan penampilan pembelajaran yang
memiliki arti bagi keberhasilan mencapai tujuan pembelajaran dan memungkinkan
untuk dilaksanakan, dan didasarkan atas kesepakatan bersama dan
pengalaman masa lampau.
Selain membahas masalah karakter
Supervisi Akademik, Pelaksanaan supervisi akademik berlangsung terdiri
dari tiga tahap sebagai berikut berikut:
1. Tahap perencanaan awal.
Pada tahap ini beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:
a. menciptakan suasana yang intim
dan terbuka,
b. mengkaji rencana pembelajaran
yang meliputi tujuan, metode, waktu, media, evaluasi hasil belajar, dan
lain-lain yang terkait dengan pembelajaran,
c.
menentukan
fokus obsevasi,
d. menentukan alat bantu (instrumen)
observasi, dan
e.
menentukan
teknik pelaksanaan obeservasi.
2. Tahap pelaksanaan observasi.
Pada tahap ini beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
a. harus luwes,
b. tidak mengganggu proses
pembelajaran,
c. tidak bersifat menilai,
d. mencatat dan merekam hal-hal yang
terjadi dalam proses pembelajaran sesuai kesepakatan bersama, dan
e. menentukan teknik pelaksanaan
observasi.
3. Tahap akhir (diskusi balikan).
Pada tahap ini beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:
a.
memberi
penguatan,
b. mengulas kembali tujuan
pembelajaran,
c.
mengulas
kembali hal-hal yang telah disepakati bersama,
d. mengkaji data hasil pengamatan,
e.
tidak
bersifat menyalahkan,
f.
data hasil
pengamatan tidak disebarluaskan,
g. penyimpulan,
h. hindari saran secara langsung,
i. merumuskan
kembali kesepakatan-kesepakatan sebagai tindak lanjut proses perbaikan.
7. Definisi Supervisi Akademik
Belakangan ini ada kecendrungan supervisi pengajaran mengarah ke Supervisi
Akademik. Menurut beberapa ahli seperti Goldhammer, Anderson & Krajewski,
dan Garman, Sergiovanni, Supervisi Akademik merupakan startegi yang efektif
dalam memperbaiki pengajaran[11]. Supervisi Akademik termasuk aktifitas-aktifitas yang terjadi dalam kelas.
Ia berkenaan dengan perbaikan mengajar dan belajar melalui observasi langsung
terhadap tindakan guru dan siswa dalam lingkungan belajar.
Ada beberapa faktor yang ikut
mendorong perkembangan supervisi Akademik:
a.
Supervisi
umum dalam praktiknya dilaksanakan seperti semata-mata sehingga supervisi ini
sering tidak disukai, bahkan cenderung ditolak, baik secara terang-terangan
maupun secara sembunyi-sembunyi.
b. Pemberian
supervisi umum didasarkan pada kebutuhan/keinginan para supervisor,
oleh karena itu guru kurang merasakan keuntunganya.
c. Dalam supervisi umum sasaran
pengamatan supervisor terlalu umum dan luas, sehingga pemberian umpan balik
terlalu sukar dan sering tidak terarah.
d. Begitu pula pemberian umpan balik
sering menjadi pertemuan pengarahan, bahkan instruksi-instruksi dan tidak
melibatkan guru dalam menganalisis dirinya serta tidak memberikan cara-cara
memperbaiki atau mengembangkan dirinya.
Dalam praktik di lapangan sering ditemukan pelaksanaan supervisi seperti
diuraikan diatas. Tidak mengherankan bila tujuan supervisi sulit dicapai dengan
memuaskan, bahkan supervisi ini mungkin menjadi suatu kebutuhan yang tidak
disukai.
Padahal dari terbatasnya kemampuan guru untuk mengontrol dan
menganalisis perilakunya pada waktu mengajar, maupun karena kesulitan dalam
melaksanakan fungsi pengamatan, di samping sebagai pelaksana yakin mengajar,
supaya dapat merefleksi perilakunya pada waktu mengajar.
8. Ciri-Ciri Supervisi Akademik
Dalam rangka membedakan supervisi
Akademik dengan supervisi lain perlu dikemukakan cirri-cirinya sebagai berikut:
a.
Pembimbingan
yang diberikan oleh supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah
atau instruksi.
b.
Jenis
keterampilan yang akan disupervisi oleh supervisor diusulkan oleh guru, dengan
terlebih dahulu diadakan kesepakatan melalui pengkajian bersama antara guru
dengan supervisor.
c.
Meskipun
keterampilan mengajar dapat dipergunakan secara integratif oleh guru, namun
dalam pelaksanaanya dapat dilakukan secara terisolasi agar mudah dikontrol dan
diobservasi. Praktik mengajar tersebut dapat dilakukan dalam konteks pengajaran
mikro maupun pengajaran biasa di dalam kelas. Untuk pengajaran di kelas titik
perhatian dapat dipusatkan pada beberapa keterampilan saja, agar dapat diobservasi
secara cermat dan diberikan umpan balik dengan tepat.
d.
Instrumen
observasi dikembangkan/disepakati bersama antara supervisor dan guru sesuai
dengan kontrak yang disetujui kedua belah pihak.
e.
Umpan balik
kegiatan mengajar guru diberikan dengan segera dan obyektif (sesuai dengan data
yang direkam oleh instrument observasi).
f.
Sungguhpun
supervisor telah menganalisis dan menginterpretasikan data yang direkam oleh
instrument observasi, tapi dalam diskusi umpan balik, guru terlebih dahulu
diminta menganalisis penampilanya.
g.
Supervisor
lebih banyak mendengarkan dan bertanya dari pada memerintahkan/mengarahkan.
h.
Supervisi
berlangsung dalam suasana intim dan bersifat terbuka antara supervisor dan
guru.
i.
Supervisi
berlangsung yang meliputi perencanaan, observasi dan diskusi umpan balik.
j.
Supervisi
Akademik dapat dipergunakan untuk peningkatan dan perbaikan ketrampilan
mengajar, di pihak lain supervisi akademik ini dipakai pula dalam konteks
pendidikan prajabatan maupun pendidikan dalam jabatan.
k.
Berbagai
pendapat para ahli dijumpai dalam pengembangan tahap-tahap supervisi akademik,
meskipun demikian kelihatanya mereka mempunyai prinsip yang sama yaitu
supervsisi akademik berlangsung dalam suatu proses yang berbentuk siklus dengan
tiga tahap yaitu: tahap pertemuan awal, tahap observasi kelas, dan tahap
pertemuan akhir.
B. Kompetensi kepemimpinan Kepala
Sekolah
Berbagai
hasil penelitian tidak sedikit kepala sekolah yang belum mampu mengikutsertakan
guru dan komite sekolah dalam menyusun rencana strategis sekolah. Di antara
kepala sekolah itu ada yang belum memahami bagaimana cara yang benar merumuskan
visi dan misi sekolah. Konsep standar kualifikasi dan kompotensi kepala sekolah
ini telah disampaikan pada sejumlah forum yang diikuti oleh pejabat dinas
pendidikan provinsi dan kabupaten/kota, kepala sekolah, pengawas, dan guru
melalui:
a) Lokakarya penghargaan dan
perlindungan tenaga pendidikan yang dilaksanakan oleh direktorat tenaga
kependidikan di berbagai propensi
b) Pelatihan Managerial Skills
yang dilaksanakan oleh direktorat tenaga kependidikan pada lima angkatan di
berbagai provinsi.
Kualitas
dan produktifitas pemimpin harus mampu memperlihatkan perbuatan profesional
yang bermutu. Chaplin mengemukakan kemampuan (competence) adalah
kelayakan untuk melaksanakan tugas, keadaan mental memberikan kualifikasi
seseorang untuk berwewenang dan bertanggung jawab atas tindakan dan perbuatannya[12].
Keberhasilan
sekolah pengelolaannya ditentukan oleh kemampuan kepala sekolahnya, yaitu
melakukan pengorganisasian secara sistematis, dan komitmennya terhadap
perbaikan pengelolaan sekolah dalam wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai
pemimpin.
Pemimpin
bukanlah serangkaian kompetensi yang dibuat oleh seseorang, melainkan
pendekatan atau cara kerja dengan manusia dengan suatu organisasi untuk
menyelesaikan tugas bersama dan tanggung jawab bersama. Kemampuan memahami
kondisi seperti ini bagi kepala sekolah amat penting artinya, yaitu kemampuan
melihat secara tajam apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan
pendidikan di sekolah.
Hoy Dan
Miskel, menegaskan bahwa kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang
memiliki kompotensi yang di persyaratkan dan berusaha memanfaatkan
kompetensinya untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya bagi keefektifan
sekolah[13].
Oleh karena
itu peningkatan mutu kepala sekolah sebaiknya di arahkan kepada pembentukan
kepala sekolah yang efektif, namun peningkatannya sebaiknya diawali
pengembangan standar kompetensi kepala sekolah yang berdasarkan tugas pokok dan
fungsinya. Dari pemaparan konsep yang disusun oleh kelompok kerja kepala
sekolah oleh forum-forum tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Secara umum, peserta forum menerima
standar kualifikasi dan kopetensi yang di rumuskan oleh Direktorat Tenaga
Kependidikan sebagai dasar pengembangan dan peningkatan mutu kepala sekolah.
2) Secara khusus, beberapa masukan
diberikan kepada tim seperti pembatasan umur pada saat seseorang di angkat
sebagai kepala sekolah yang perlu ditinjau.
Semua kompetensi dan indikator yang signifikan diperlukan oleh kepala
sekolah. Kompotensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan prilaku
yang harus dimilki oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.
Umumnya pemimpin menyadari bahwa mengembangkan, memelihara keputusan, dan moril
staf yang tinggi adalah penting.
Uu No. 14 tahun 2005 pasal 10 ayat (1) menyatakan kompetensi guru meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi
professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi ini menjadi dasar dari
kompetensi kepala sekolah.
1. Hubungan supervisi kepala sekolah
dengan kemampuan profesional Guru
Kepala sekolah tidak hanya sekedar posisi jabatan tetapi suatau karir
profesi menurut Rebure[14]. Karir profesi yang dimaksud adalah suatu posisi jabatan yang menuntut
keahlian untuk melaksanakan kewajiban dan tugas-tugasnya secara efektif. Dalam
menunaikan tugasnya kepala sekolah biasa berperan sebagai administrator dan
sebagai supervisor.
2. Hubungan supervisi pengawas
sekolah dengan kegiatan supervisi kepala sekolah
Supervisi pengawas sekolah tidak hanya ditujukan kepada guru-guru, tetapi
ditujukan pula kepada kepala sekolah. Dimana pengawas sekolah berperan sebagai
Pembina. Disisi lain kepala sekolah juga berperan sebagai Pembina guru
(supervisor) di sekolahnya masing-masing.
Untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai kepala sekolah maka perlu juga
mendapat pembinaan dari pengawas sekolah. Melalui pembinaan tersebut diharapkan
kepala sekolah dapat melaksanakan tugasnya secara baik, utamanya dalam
melaksanakan perannya sebagai supervisor.
3. Evaluasi kepala sekolah
Dalam
rangka peningkatan kualitas kepemimpinan kepala sekolah, ada beberapa cara yang
dapat dilakukan, yaitu seleksi dan pengangkatan, serta program pendidikan dan
pelatihan. Diantara para pakar berpendapat, evaluasi merupakan proses yang
berkelanjutan dilaksanakan dari hari ke hari, dilaksanakan berkali-kali dalam
satu tahun.
Evaluasi formatif, dilaksanakan secara terus menerus yang berkaitan dengan
perilaku seorang kepala sekolah dalam melaksanakan dan memonitoring program.
Tidak hanya evaluasi formatif, melainkan pula evaluasi sumatif (summative
evaluation) terhadap poin-poin atau pokok-pokok masalah yang telah
ditentukan dalam waktu sedemikian, sehingga informasi yang berkaitan dengan
proses dan produk perilaku kepala sekolah dapat dinilai secara periodik.
Satu hal yang harus selalu diperhatikan bahwa tujuan utama evaluasi kepala
sekolah ialah, untuk mempengaruhi atau memotivasi tumbuhnya perubahan efektif
di dalam perilaku berikutnya dari seorang kepala sekolah. Oleh sebab itu system
evaluasi yang tepat akan memberikan perhatian khusus bagi para kepala sekolah
untuk mengikuti dan melaksanakan prosedur termasuk umpan balik evaluasi.
Para kepala sekolah yang sedang melaksanakan tugas-tugasnya, yang paling
mendasar di dalam memperluas keberhasilan seorang kepala sekolah adalah
bagaimana sebuah sekolah dengan baik melaksanakan tugas-tugasnya.
4. Evaluasi tindak lanjut
Evaluasi
tindak lanjut merupakan bagian integral dari suatu program pelatihan, oleh
sebab itu evaluasi tersebut perlu terprogram sejak awal dan dilaksanakan.
Ada dua hal
strategi yang diperole sebagai hasil evaluasi tindak lanjut:
a.
Mengetahui
dengan pasti berhasil tidaknya suatu program pelatihan yang telah dilaksanakan.
b. Sebagai sumber informasi untuk
memperoleh gambaran maupun laporan tentang kekurangan-kekurangan pelatihan yang
telah dilaksanakan, seperti susunan muatan, teknologi pelatihan, sarana
pendukung, suasana, tenaga pengajar, evaluasi dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan prosedur hubungan kerja sama, dan sebgainya.
5. Pendekatan kepala sekolah dalam
pengembangan profesi guru
Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah mempunyai pengaruh yang dominan
dalam meningkatkan mutu hasil belajar, dan merupakan orang yang bertanggung
jawab terhadap keberhasilan sekolah yang dipimpinnya dalam mencapai tujuan
pendidikan.
Sejalan dengan tugas dan tanggung jawab di atas, maka kepala sekolah
memegang peranan penting untuk melakukan pengembangan profesionalisme guru.
Untuk menggambarkan lebih lanjut, pada bagian ini penulis akan menjelaskan
beberapa pendekatan yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam
mengembangkan profesionalisme guru.
a.
Pendekatan
Struktural,
Dalam kajian
sosiologis, pendekatan structural dapat di artikan sebagai sebuah cara untuk
menggerakkan sesuatu yang dimulai dari tingkat atas. Dengan kata lain,
pendekatan struktural dapat didefenisikan sebagai proses pendekatan
organisator, system atau kelembagaan. Fungsi pendekatan ini ialah untuk
memperdayakan personil-personil yang ada dalam kelompok atau organisasi.
Untuk meningkatkan kemampuan profesional guru PAI, kepala sekolah dapat
menempuh jalur sebagai berikut:
1) Melakukan pemetaan bidang
keahlian guru yang perlu mendapatkan perhatian lebih
2) Kepala sekolah dapat menciptakan
suasana edukatif yang mendorong kepada semua guru bahwa profesi pendidik
merupakan tugas mulia dan berwibawa
3) Menciptakan budaya kerja dan
disiplin yang tinggi, untuk menjadikan guru profesional perlu peran pemimpin
yang kuat mengajak para warganya agar memiliki jiwa bekerja dan penuh disiplin.
Budaya beketja dan penuh disiplin merupakan cerminan seorang guru yang
profesional yang memiliki tanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya
sebagai pendidik.
Pendekatan ini di tempuh guna melahirkan etos dan semangat yang tinggi.
Sebab dalam era kompetitif seperti saat ini, guru di tuntut memiliki etos dan
semangat yang tinggi untuk menjadikan dirinya sebagai inovator, pelopor
perubahan serta creator dalam menciptakan ke unggulan sekolah. Kepala sekolah
diharapkan berperan aktif dalam menciptakan mobilitas yang tinggi bagi semua
guru.
b. Pendekatan psikologis
Selain
pendekatan struktural pendekatan yang di gunakan sekolah untuk mendorong
pengembangan profesionalisme yaitu pendekatan psikologis. Menurut pemikiran
mutakhir, psikologi tidak hanya berkutat pada dimensi “psikis” saja, melainkan
ia telah merambah ke suatu wilaya sosial, budaya, bahkan samapai agama.
Melalui pendekatan psikologis, upaya pengembangan profesionalisme merupakan
kerangka empirik untuk menemukan hakikat dari manusia. Hal ini sejalan dengan
potensi-potensi kesempurnaan yang dimilkinya. Sehingga adanya truth, beauty,
dan perfection yang meliputi jiwa manusia sejalan dengan basic needgratification
yang paling tinggi dari kebutuhan dasar manusia sekarang semakin diakui.
Dengan pendekatan psikologis, upaya sekolah dalam memberikan sebuah
rangsangan dan stimulus kepada guru untuk membangkitkan motivasi baru dan
mengembangkan profesionalismenya. Pendekatan ini bersifat halus karena lebih
menyentuh pada kesadaran dan perasaan jiwa seseorang. Secara umum mayoritas
sekolah banyak menggunakan pendekatan ini dari pada struktural.
C. Tugas Dan Fungsi Guru PAI
Guru PAI mempunyai peranan penting di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Setiap nafas kehidupan masyarakat tidak bisa melepaskan diri dari peranan
seorang guru PAI.
Sehingga eksistensi guru PAI dalam kehidupan masyarakat sangat
dibutuhkan untuk memberikan pencerahan dan kemajuan pola hidup manusia.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, definisi guru adalah “orang yang
pekerjaan, mata pencaharian atau profesinya mengajar.”[15] Guru merupakan sosok yang mengemban
tugas mengajar, mendidik dan membimbing[16].
Jika ketiga
sifat tersebut tidak melekat pada seorang guru, maka ia tidak dapat dipandang
sebagai guru. Guru sebagai salah satu komponen di sekolah menempati profesi yang
memainkan peranan penting dalam proses belajar mengajar. Kunci keberhasilan
sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah ada di tangan guru. Oleh
karena itu masalah sosok guru yang dibutuhkan adalah guru dapat membantu
pertumbuhan dan perkembangan siswa sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan yang
diharapkan pada setiap jenjang sekolah. Jadi tugas dan fungsi guru yaitu segala
aktifitas dab kewajiban yang harus diperformasikan oleh guru dalam peranannya
sebagai guru.
1. Pengelolaan pembelajaran PAI
Pengembangan
pembelajaran PAI memerlukan model-model pembelajaran yang sesuai dengan
tuntutan isi dan hasil yang diharapkan.
2. Prosedur Pembelajaran
Pengembangan
kegiatan belajar mengajar PAI harus diorientasikan pada fitrah manusia yang
terdiri dari tiga dimensi yaitu jasad, akal dan ruh. Ketiga dimensi dalam diri
manusia tersebut haruslah dipelihara agar terwujud keseimbangan (tawazun).
Untuk
mewujudkan keseimbangan tersebut diperlukan ketepatan dalam menentukan
pendekatan, metode dan tehnik yang digunakan. Pada PAI ,
pemilihan ketiga hal tersebut diorientasikan pada pembiasaan, pelatihan, dan
perenungan yang dibantu oleh seorang guru.
BAB III
KAJIAN OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum Letak SMP Negeri
I Sangatta Utara
1. Identitas Sekolah
Nama Sekolah
: SMP Negeri I Sangatta Utara
Alamat
: Wahab Sahrani No. 2 (0549 – 21998)
Kode
Pos
: 75611
Status Sekolah
: Terakreditasi A
Kecamatan
: Sangatta Utara
Kabupaten
: Kutai Timur
Waktu Jam
Belajar
: 07.15 Wita
Awal
Berdiri
: 01-Mei-1984
2. Keadaan Sekolah
a. Keadaan Fisik Sekolah
1. Luas Tanah 15.000 M
2. Jumlah kelas Seluruhnya: 25 Kelas
a.
Kelas I : 9
Kelas
b.
Kelas II : 8
Kelas
c.
Kelas III: 8
Kelas
3. Konstruksi bangunan: Permanen
4. Luas gedung seluruhnya: 5.164 M
5. Rumah Dinas Kepala Sekolah: 1 buah ukuran 6×8 M
6. Rumah Pesuruh/Penjaga Sekolah: 1 buah ukuran 5×4 M
7. Lapangan Olah raga: 1.800 M
8. Halaman taman: 510 M
9. Halaman Lain-lain: 8.038 M
b. Keadaan lingkungan yang mengelilingi
sekolah
1. Kondisi lingkungan sekolah
Sekolah SMP Negeri I Sangatta Utara sekolah yang berstatus Tunas Bangsa dan
sekolah Adwinata. Sekolah dengan lingkungan yang bersih, teratur,
nyaman, dan rapi.
2. Fasilitas Sekolah
Adapun fasilitas-fasilitas yang
tersedia di sekolah SMP Negeri I Sangatta Utara Yaitu:
a. Ruang kepala sekolah 1 buah
ukuran 5×7
b. Ruang wakil kepala sekolah 1 buah ukuran 6×7
c. Ruang administrasi TU 1 buah 7×9
d. Ruang Belajar 23 kelas ukuran
8×10
e. Ruang Guru 1 buah ukuran 10×15
f. Ruang Lab. IPA 1 buah ukuran 7×4
g. Ruang Lab Bahasa 1 buah 7×14
h. Ruang Lab Koumputer 1 buah 7×14
i. Ruang koperasi 1 ukuran 3×3
j. Ruang komite 1 ukuran 4×5
k. Ruang school Mini Bank 1 ukuran 4×3
l. Ruang praktik Kerja 1 ukuran 7×9
m. Ruang UKS 1 ukuran 4×3
n. Ruang perpustakaan 1 ukuran 10×15
o. Ruang Ibadah 1 ukuran 12×12
p. Ruang pravokasional 1 ukuran 6×10
q. Ruang bimbingan konseling 1 buah 4×3
r. Ruang Osis 1 ukuran 6×8
s. Gudang 1 ukuran 3×3
t. Ruang komite 1 ukuran 5×4
u. Ruang Radio 1 ukuran 4×8
v. Ruang Multimedia 1 ukuran 7×14
w. Kamar mandi/WC Guru 4 ukuran 1,5×1,5
x. Kamar mandi/WC Siswa 10 ukuran 1,5×1,5
y. Kamar mandi/WC Kep.Sek 2 ukuran 1×2
3. Penggunaan Sekolah
Sekolah SMP Negeri I Sangatta Utara
di gunakan untuk proses belajar mengajar pagi mulai pukul 07.00 hingga pukul
16.15 Wita.
B. Visi Dan Misi SMP Negeri I
Sangatta Utara
1. Visi SMP Negeri I Sangatta Utara
Unggul dalam prestasi, pelopor dalam IPTEKS yang dilandasi IMTAQ teladan
dalam bersikap dan bertindak, tidak pernah lelah menanam dan merawat tumbuhan
serta menjaga kelestarian lingkungan, untuk terwujudnya SMP Negeri berwawasan
lingkungan yang CEMERLANG (Cerdas, Merata, dan Prestasi Gemilang).
2. Misi SMP Negeri I Sangatta Utara
Misi SMP Negeri I Sangatta Utara dalam mewujudkan Visi diatas adalah dengan
melakukan beberapa rencana:
a) Mewujudkan lulusan yang cerdas dan
kompetitif
b) Mewujudkan pengembangan kurikulum
yang adaptif dan proaktif
c) Mewujudkan proses pembelajaran yang
aktif dan efisien
d) Mewujudkan SDM pendidikan yang
memilki kemampuan dan kesanggupan kerja tinggi
e) Mewujudkan sarana dan prasarana
pendidikan yang relevan dan mutakhir
f)
Mewujudkan
manajemen sekolah yang memadai sesuai standar nasional pendidikan
g) Mewujudkan penggalangan dana biaya
pendidikan yang memadai
h) Mewujudkan pengembangan modal
penilaian yang memadai
i)
Mewujudkan
sekolah yang berwawasan lingkungan menuju green school
j)
Menanam dan
merawat tumbuhan
k) Menjaga kelestarian lingkungan
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Supervisi Akademik Di
SMP Negeri 1 Sangatta Utara
1. Hasil Wawancara
Dari penelitian yang dilakukan oleh
penulis di SMP Negeri 1 Sangatta Utara, ada beberapa hal atau informasi yang
penulis peroleh berkenaan dengan judul penelitian diatas. Dari penelitian
tersebut penulis berusaha meneliti beberapa Narasumber yang bersangkutan yaitu
3 orang, 2 guru PAI dan Kepsek. Oleh karena itu peneliti berusaha menggali
informasi melalui wawancara dengan responden tersebut.
Penulis memulainya dengan menanyakan
mengenai sebagai guru profesional, bagaimana ibu mengaplikasikan hasil
supervisi akademik dalam proses pembelajaran?
Dalam mengaplikasikan hasil dari
supervisi akademik kita sebagai guru sebaiknya memiliki wawasan yang luas
sehingga ketika peserta didik menayakan pertanyaan-pertanyaan maka kita sebagai
guru harus menjawab atau memberikan penghargaan kepada siswa yang sering-sering
bertanya meskipun terkadang pertanyaannya di luar pembahasan materi pada proses
pembelajaran berlangsung.1Hasil dari
supervisi, kita sebagai Guru terkhusus Guru PAI, tentunya kita selalu berusaha
semaksimal mungkin dalam kelas memberikan arahan-arahan yang sifatnya membentuk
karakter yang berakhlak. Disamping itu kita juga memberikan kesempatan
mengeluarkan argument yang dimiliki oleh siswa pada saat pembelajaran
berlangsung.2
Kemudian setelah itu dilanjutkan
pertanyaan berikutnya apakah dampak positif dan negatif supervisi klinis dalam
proses pembelajaran berlangsung?
Dampak positif dalam pelaksanaan
supervisi ketika proses pembelajaran berlangsung yaitu siswa tidak merasa
terganggu ketika kepala sekolah langsung terjun ke kelas dalam melaksanakan
supervisi, karena sebelum kepala sekolah melakukan supervisi terlebih dahulu
memberikan informasi kepada guru bahwa beliau akan turun ke kelas untuk
melakukan supervisi. Dan guru pun juga menyampaikan kepada siswa bahwa kepala
sekolah akan berkunjung ke kelas untuk menilai guru.3 Dan dampak
negatifnya itu ketika kepala sekolah tidak mampu melakukan sepenuhnya
supervisi, dan terkadang ada sebagian guru yang menganggap bawha ketika saya
melakukan supervisi itu saya mengawasi guru mengajar sehingga ada kesan bahwa
saya menggurui. Padahal tujuannya untuk memperbaiki mitra belajar
dan melihat langsung seperti apa proses pembelajarannya.4
Setelah pertanyaan terjawab, maka pertanyaan selanjutnya apakah urgensi
supervisi akademik kepala sekolah terhadap Guru?
Pentingnya supervisi akademik, kita menyebut supervisi akademik
penjabarannya yaitu supervisi akademik sangat diperlukan.untuk memperbaiki
pembelajaran-pembelajaran sehingga secara mekanismenya kepala sekolah
mendatangkan pengawas dari Depak lalu kepala sekolah menindaklanjuti hasil dari
pengawas depak guna untuk perbaikan dalam pembelajaran.5
Untuk menambah informasih yang di perlukan maka dipertanyakan bagaimanakah
upaya kepala sekolah dalam meningkatkan supervisi akademik, agar tercipta guru
professional?
Bapak selalu mengawasi dengan menggunakan sisi TV, dan melihat langsung
proses pembelajaran dalam kelas, sehingga ketika ada kelas yang bermasalah maka
sewaktu-waktu saya mendatangi langsung kelas tersebut. Oleh karena itu saya
sering sampaikan kepada guru dalam menyajikan sebuah materi harus bersikap
professional, karena kami melakukan supervisi guna perbaikan dalam
pembelajaran.6
Informasi pun terkumpul cukup banyak akan tetapi ada beberapa hal yang
perlu dilengkapi sehingga penulis meneruskan dengan pertanyaan bagaimanakah ibu
mengawali pembelajaran dalam kelas?
Awal
pembelajaran berlangsung terlebih dahulu membaca do’a kemudian melanjutkan
pembacaan ayat ayat, setelah itu mengulas kembali hasil materi yang di bahas
sebelumnya, kemudian mengkaitkan dengan materi yang akan dibawakan.7Kalau saya
mengawali sebelum pembelajaran berlangsung itu yang pertama baca do’a kemudian
saya menyuruh anak membuka Al-qur’an untuk membaca per ayat, karena dalam
pembelajaran saya, saya mewajibkan anak-anak membawa Al-qur’an agar mereka
terbiasa dekat dengan Al-qur’an. Kemudian setelah itu awal pembelajaran
tentunya kita melihat RPP, namun ketika suasana dalam kelas tidak memungkinkan
metode yang ada dalam RPP tdk dapat diaplikasikan maka kita sebagai Guru tentu
harus melihat situasi anak, metode apa yang pas di terapkan dalam kelas itu.
Agar anak ini tidak kesulitan dalam menerima pembelajaran.8
Kemudian setelah itu dilanjutkan dengan metode pembelajaran apa sajakah
yang telah ibu gunakan selama ini?
Metode kontekstual, kemudian bagi kelompok, menerapkan kurikulum 2013.
Namun cara pemberian tugasnya tidak mesti menggunakan lecktop atau power point
karena melihat keadaan ekonomi siswa itu berbeda-beda, kita sebagai guru selalu
menjaga motipasi anak, agar ketika mengerjakan tugas tidak ada rasa irih kepada
temannya karena tidak semua siswa memilki lectop. Jadi terkadang kalau ada
tugas anak-anak saya langsung mengarahkan dalam bentuk ketikan atau tulisan.
Namun tidak diperkenankan untuk membawa lectop.9 Ada yang mau disuapin terus, dan ada juga yang cepat nangkap. Dan disini
kelasnya disesuaikan dengan peringkat anak, jadi kalau anak kelas A, B, Dan C
itu mudah untuk memahami materi kalau kelas dibawahnya itu agak susah untuk
memberikan pemahaman jadi terkadang anak itu jenuh. Jadi baiasanya saya
terapkan cerama pariasi. Dan ketika saya memberikan tugas anak-anak itu memang
tidak menggunakan lectop untuk mendalami sebuah pembelajaran yang ada Cuma buku
paket, tapi biasa juga saya arahkan untuk mencari referensi di internet,
sebelumnya saya memberikan pemahaman bahwa apa saja yang kita lakukan pasti
Allah Melihat jadi secara tidak langsung anak-anak selalu mengingat meskipun
anak ini mencari referensi di internet.10
Setelah informasih dirasa cukup, maka dilanjutkan dengan bagaimana ibu
mengakhiri pembelajaran dalam kelas?
Mengevaluasi
kemudian menanyakan apa-apa saja yang belum di pahami, setelah semuanya siswa
faham tentunya kita memberikan tugas agar kita mudah memahami anak-anak sejauh
mana anak memahami dan mengerti tentang materi yang diberikan. Kemudian setelah
itu baca do’a dan ngucap salam tentunya.11 Kalau saya 15 menit sebelum pembelajaran berakhir, saya memberikan
pertanyaan kepada anak-anak tentang materi yang habis dibahas. Dari situ kita
bisa mengetahui anak-anak mengerti tidak apa yang disampaikan oleh Gurunya. Dan
terkadang juga ada anak-anak yang bisa lewat lisan dan juga tulisan, jadi
tingkat pemahaman anak-anak itu berbeda. Cara saya mengakhiri pembelajaran saya
menyesuaikan kepada anak-anak. Dan tentunya saya juga melakukan evaluasi sejauh
mana pemahaman anak-anak dalam menerima pelajaran yang telah diberikan.12
Untuk melengakpi informasi yang dibutuhkan, maka penulis menanyakan
bagaimana cara ibu menegetahui prestasi yang dimiliki oleh siswa?
Cara untuk
mengetahui prestasi yang dimiliki oleh siswa, tentunya kita melihat dari hasil
latihan, ulangan mid semester dan akhir semester.13
2. Hasil Observasi
Observasi yang dilakukan oleh
penulis adalah observasi partisipan yaitu dengan mengamati dan melihat langsung
cara Kepala Sekolah dalam melaksanakan Supervisi Akademik. Untuk memudahkan penulis maka pada observasi ini penulis menggunakan
tabel-tabel. Hal-hal yang di observasi di antaranya:
KETERAMPILAN
|
KETERANGAN
|
Merumuskan
pengaplikasian Supervisi Akademik dalam proses pembelajaran
|
Terpenuhi
|
Menerapkan hasil Supervisi
Akademik dalam proses pembelajaran
|
Terpenuhi
|
b. Dampak Supervisi Akademik dalam
proses pembelajaran
PERNYATAAN
|
KETERANGAN
|
Menciptakan proses pembelajaran
yang kondusif.
|
Terpenuhi
|
Menjadi guru yang professional
|
Kurang terpenuhi
|
c. Urgensi Supervisi Akademik kepala sekolah terhadap
Guru
PERNYATAAN
|
KETERANGAN
|
Melaksanakan
Supervsisi Akademik agar tercipta guru professional
|
Terpenuhi
|
Melaksanakan pelatihan sesering
mungkin
|
Kurang terpenuhi
|
Mengalami peningkatan pembelajaran
|
terpenuhi
|
PERNYATAAN
|
KETERANGAN
|
Guru
Mengikuti pelatihan-pelatihan untuk perbaikan pembelajaran
|
Terpenuhi
|
Kepala
sekolah sebagai mitra atau teman dalam melakukan perbaikan pembelajaran
|
Terpenuhi
|
KETERAMPILAN
|
KETERANGAN
|
Menyampaikan
bahan pengait atau apersepsi sebelum pembelajaran akan dimulai
|
Terpenuhi
|
Memotivasi siswa untuk melibatkan
diri dalam kegiatan belajar mengajar
|
Terpenuhi
|
f. Penggunaan metode pembelajaran
KETERAMPILAN
|
KETERANGAN
|
Menyesuaikan
metode dengan materi yang diajarkan
|
Terpenuhi
|
Menyesuaikan
metode dengan kondisi dalam kelas
|
Terpenuhi
|
Metode pembelajaran yang variatif
|
Terpenuhi
|
KETERAMPILAN
|
KETERANGAN
|
Memberikan
tindak lanjut pelajaran yang di sampaikan.
|
Terpenuhi
|
Menyimpulkan
materi pelajaran yang telah di berikan atau yang telah di sampaikan
|
Terpenuhi
|
Melakukan penugasan dan penilaian
|
Terpenuhi
|
h. Mengetahui prestasi siswa
KETERAMPILAN
|
KETERANGAN
|
Melakukan evaluasi
|
Terpenuhi
|
Melakukan
pengayaan hasil dari pembelajaran
|
Terpenuhi
|
Memberikan tugas-tugas dan ulangan
harian serta akhir semester
|
Terpenuhi
|
3. Hasil Dokumentasi
Dari penelitian yang dilakukan oleh
penulis di SMP Negeri 1 Sangatta Utara, ada beberapa foto yang diperoleh
berkenaan dengan judul penelitian diatas. Dari penelitian tersebut penulis
telah melakukan dokumentasi dengan cara melihat langsung proses kepala sekolah
dalam melaksanakan Supervisi Akademik, dan cara guru PAI mengaplikasikan
hasil supervisi dalam kelas.
C. Gambaran Umum Hasil Penelitian
1. Cara pengaplikasian Supervisi
Akademik dalam pembelajaran
Dalam pengaplikasian Supervisi Akademik tentunya harus memiliki perencanaan
yang matang mengenai perbaikan pembelajaran dalam kelas, agar apa yang di
inginkan dapat tercapai sesuai dengan apa yang direncanakan.
Dari wawancara dan observasi yang dilakukan oleh penulis dalam hal ini
penulis melihat bagaimana Guru PAI dalam mengaplikasikan hasil dari Supervisi
Akademik dalam proses pembelajaran, hal ini dapat teraplikasi ketika proses
belajar mengajar berlangsung. Pada pengaplikasian Supervisi Akademik dalam
proses pembelajaran sudah baik dan mampu dilaksanakan dengan semestiny, ini
terlihat dari cara merumuskan pengaplikasian Supervisi Akademik dalam
pembelajaran yang tepat, menentukan langkah-langkah mengajar yang efektif,
serta mampu menentukan cara-cara memotivasi siswa, dan mampu menentukan metode
mengajar dengan efektif. Maka penulis menilai pada variable ini telah
terpenuhi.
2. Dampak Supervisi Akademik dalam
proses pembelajaran
Ada hal yang tidak kalah penting
tentang dampak supervisi klinis dalam proses pembelajaran. Supervisi Akademik
yaitu guna untuk perbaiakan proses pembelajaran yang dirancang oleh kepala
sekolah, apakah kegiatan pembelajaran yang guru PAI lakukan sudah sesuai dengan
perencanaan yang kepala sekolah buat ataukah belum. Karena hal ini amatlah
penting terhadap keberhasilan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang dinginkan.
Dari hasil wawancara dan observasi
yang dialakukan oleh penulis terhadap 3 (tiga) responden yaitu kepala sekolah,
dan 2 (dua) Guru PAI. Aspek pelaksanaan Supervisi Akademik dalam kelas menurut
pendapat Guru PAI sangat bagus dan siswapun tidak terpengaruh akan hadirnya tim
supervisi. Meskipun untuk menjadi Guru professional kurang terpenuhi. Namun
secara umum penulis melihat pada variable ini telah terpenuhi.
3. Urgensi Supervisi Akademik dalam
proses pembelajaran
Urgensi Supervisi Akademik dalam
proses pembelajaran yaitu, kegiatan yang dilakukan oleh tim Dinas Pendidikan,
DEPAK, dan Kepala Sekolah. Dalam pelaksanaan supervisi, agar tercipta
guru professional. Dengan demikian usaha tersebut akan memberikan efek yang
positif bagi kegiatan pembelajaran.
Dari hasil
wawancara dan observasi penulis, menunjukkan bahwa para Guru PAI sudah bagus
dalam melaksanakan hasil dari supervisi. Ini dapat penulis lihat dari cara guru
melakukan pengalihan terhadap perhatian siswa agar tertarik memperhatikan
pelajaran kembali dan juga cara mereka memberikan nasehat yang mendidik bagi
para siswa maka variable ini dapat dikatakan terpenuhi, meskipun Departemen
agama kurang melakukan supervisi atau pelatihan terhadap Guru PAI.
4. Upaya kepala sekolah dalam
meningkatkan supervisi klinis, agar tercipta guru
professional.
Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan Supervisi Akademik merupakan aspek
penting yang harus diperhatikan. Agar kegiatan pembelajaran yang sedang
berlangsung dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang di harapkan.
Karena apabila tidak diperhatikan masalah peningkatan Supervisi, maka tentu
dapat berpengaruh terhadap keberhasilan pengajaran yang dilakukan oleh Guru.
Dari hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan, menunjukkan bahwa
keterampilan mengetahui kepala sekolah sebagai mitra atau teman dalam melakukan
perbaikan pembelajaran terhadap Guru. Maka variable ini dapat dinyatakan
terpenuhi dengan baik.
5. Mengawali pembelajaran dalam kelas
Keterampilan mengawali/memulai
pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh Guru dalam kegiatan pengajaran
untuk menciptakan prakondisi siswa agar minat dan perhatiannya terpusat pada
apa yang akan dipelajarinya. Dengan demikian usaha tersebut akan memberikan efek
yang positif bagi kegiatan pembelajaran.
Dari wawancara dan observasi yang
dilakukan oleh penulis terhadap Guru PAI SMP Negeri 1 Sangatta Utara, berlanjut
mengenai aspek keterampilan memulai pelajaran, terlihat sangat baik hal ini
dapat diketahui dari para Guru mampu menyampaikan bahan pengait/apersepsi
sebelum pelajaranakan di bahas, kemudian para guru mampu memotivasi siswa untuk
melibatkan diri dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu maka variable
ini dapat dikatakan terpenuhi.
6. Penggunaan metode pembelajaran
Metode pembelajaran sangatlah
penting dan juga menjadi salah satu factor keberhasilan dalam pembelajaran.
Untuk itu sangat diharapkan seorang Guru dapat mengkolaborasikan atau
memvariasi metode untuk keberhasilan pengajaran yang Guru lakukan.
Dari hasil wawancara dan observasi
yang penulis lakukan, dari hasil supervisi, dalam menggunakan metode sudah
bagus pada taraf pembuatan silabus dan RPP. Oleh krena itu pada variable ini
dapat terpenuhi.
7. Keterampilan mengakhiri pembelajaran
Keterampilan mengakhiri pembelajaran
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Guru untuk menutup pelajaran. ini tidak
sembarangan dilakukan tentunya harus ada aturan-aturan yang digunakan.
Hasil wawancara dan observasi
penulis menunjukkan cara mengakhiri pelajaran yang di gunakan Oleh para Guru
PAI SMP Negeri 1 Sangatta Utara sudah bagus sesuai dengan prosedur yang di
terapkan oleh Guru-guru yang lain pada umumnya, misalnya saja memberikan tindak
lanjut pelajaran yang disampaikan, setelah pelajaran selesai siswa di beri
kesempatan untuk bertanya mengenai pelajaran yang dianggap belum jelas,
kemudian setelah itu guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah diberikan
atau yang disampaikan. Dan selanjutnya memberikan tugas sebagai evaluasi dan
menilainya untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai pelajaran yang
telah disampaikan. Oleh karena itu pada variable ini dapat dinyatakan
terpenuhi.
8. Keterampilan mengetahui prestasi yang dimiliki siswa
Hal yang tidak kalah penting yang perlu diperhatikan oleh seorang Guru
ialah prestasi siswa dalam menerima pelajaran. Hendaknya seorang Guru apabila
memberikan suatu pelajaran atau materi terhadap siswa dapat mengukur kemampuan
siswanya dalam menerima pelajaran. Dan hendaknya dipahami oleh Guru bahwa siswa
tidak boleh dipaksa atau dijelajai dengan materi atau teori yang
bertumpuk-tumpuk yang hanya akan memusingkan siswanya.
Dari hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan, menunjukkan bahwa
keterampilan Guru untuk mengetahui prestasi siswanya dalam menerima pelajaran
sudah bagus, hal ini dapat dilihat pada aspek bagaimana seorang Guru dapat
tanggap terhadap keluhan siswanya, dapat mengetahui daya serap siswanya, dan
tanggap terhadap perubahan tingkah lakunya. Oleh karena itu penulis menilai
pada variable ini dapat dikatakan terpenuhi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Urgensi Supervisi Kepala Sekolah
Kepala sekolah melaksanakan
Supervisi Akademik untuk menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Patah
semangat, kehilangan kepercayaan harus dapat dibangkitkan kembali oleh kepala
sekolah. Sesuai dengan misi yang dibebankan kepada sekolah, kepala sekolah
harus mampu membawa perubahan dan peningkatan kualitas Guru PAI melalui
Supervisi Akademik..
Daripernyataan diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Supervisi Akademik adalah suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam
melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Oleh karena itu, untuk menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas tersebut adalah merupakan
tanggung jawab tenaga pendidikan yang professional di sekolah. Dengan
demikian, salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah upaya
peningkatan kualitas guru dalam menguasai proses pembelajaran.
2. Proses Pelaksanaan Supervisi Akademik
a. Kepala Sekolah dapat melihat langsung proses
belajar mengajar melalui sisi TV
b. Kepala sekolah mengunjungi kelas ketika ada permasalahan-permasalahan dalam
proses pembelajaran berlangsung
c. Setelah melihat langsung permasalahan-permasalahan
yang dialami oleh Guru dalam proses pembelajaran, maka kepala sekolah
mengadakan rapat dalam rangka perbaikan dalam pembelajaran.
Di samping itu, guru sangat erat kaitannya dengan mutu lulusan sekolah.
Oleh karena itu, profesi sumber daya guru perlu terus menerus tumbuh dan
berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara profesional.
3. Dampak positif Supervisi Akademik kepala sekolah terhadap guru PAI
Kemampuan sumber daya guru adalah
melalui supervisi yang dapat berkembang menjadi lebih berkualitas melalui
supervisi. Salah seorang yang diberikan tanggung jawab untuk melakukan
supervisi adalah kepala sekolah, sehingga kepala sekolah disebut juga sebagai
supervisor.
Setelah dari supervisi tentunya
prestasi peserta didik akan lebih meningkat, sebab guru yang telah disupervisi
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan bersikap profesional
dalam melaksanakan pembelajaran.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
penulis dapat menyimpulkan peran kepala sekolah dalam melaksanakan Supervisi
Akademik, yaitu kepala sekolah memberikan bantuan dan bimbingan secara
profesional kepada guru demi tercapai visi dan misi SMP Negeri 1 Sangatta Utara
dan memenuhi standar pendidikan nasional sehingga tercipta guru yang
profesional dan guru juga mampu melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
B. Saran-saran
Dalam penelitian supervisi ini, peneliti ingin memberikan saran kepada
sekolah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah, khusunya dalam
perlengkapan data-data sekolah, sarana-prasarana, dan melakukan
pelatihan-pelatihan sesering mugkin maksimal 2 (dua) kali dalam satu tahun. Adapun saran peneliti yaitu sebagai berikut:
1. Meskipun dalam penelitian ini menunjukkan pelaksaan kepala sekolah dalam
mensupervisi guru PAI menjadi lebih baik di banding sebelumnya, namun masih ada
kendala-kendala yang di hadapi oleh Guru terkhusus Guru PAI Di SMP Negeri I
Sangatta Utara
2. Bagi kepala sekolah, jangan merasa bosan dalam mengontrol dan mengawasi
perkembangan guru dalam pengaplikasian hasil dari Supervisi Akademik.
3. Kepada guru, terkhusus Guru PAI harus lebih kreatif lagi dalam pelaksaan
proses pembelajaran dalam kelas, sehingga tidak ada lagi siswa yang kurang
memahami tentang penggunaan media yang berbasis IPTEK.
4. Kepada kepala sekolah dan guru harus bekerja sama dalam mencapai standar
pendidikan nasional, melalui Supervisi Akademik. Agar menjadi kepala sekolah
dan guru yang profesional.
[1] Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga
Kependidikan, (Bandung: Alfabeta cv, 2009), hlm. 195.
[3] Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas
Profesionalisme Guru, (IKAPI: Alfabeta cv, 2009), hlm. 42.
[6] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2012), Hlm. 60.
1 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan, (Bandung: Alfabeta cv 2009), Hlm. 194.
2 Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas profesionalisme
Guru, (IKAPI, 2009), Hlm. 40.
3 Oemar
Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompotensi, ( Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2008), Hlm. 106-104.
5 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga
Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), Hlm. 209.
6 Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas profesionalisme
Guru, (Jakarta: IKAPI, 2009), Hlm. 43.
[9]Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas
Profesionalisme Guru, (Jakarta: Alfabeta, 2009), Hlm. 50.
[11]Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas
Profesionalisme Guru, (Jakarta: Alfabeta, 2009), Hlm. 50-51.
[12]Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Kependidikan,
(Bandung: Alfabeta cv, 2009), Hlm. 124-125.
[14] Sri Banun Muslim, Supervisi P endidikan Meningkatkan
Kulitas Guru, (Jakarta: IKAPI, 2009) , Hlm.12.
[15] Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka, 2001), Hlm. 330.
[16] A. Malik Fadjar, Visi Pembaruan Pendidikan Islam, (Jakarta: Lembaga
Pengembangan Pendidikan dan Penyusunan Naskah Indonesia [LP3NI], 1998), Hlm.
211.
1 Ibu siti khotija, Guru PAI kelas 7,8, dan 9. SMP Negeri 1 Sangatta
Utara, Wawancara, jln. Wahab Syahrani No.2. Kec. Sangatta Utara, tanggal
5 september 2014.
2 Ibu Aqida. Guru PAI kelas 7, dan 8. SMP Negeri 1 Sangatta Utara, Wawancara,
jln. Wahab Sahrani No. 2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 5 september 2014.
3 Ibu siti khotija, Guru PAI kelas 7,8, dan 9. SMP Negeri 1 Sangatta
Utara, Wawancara, jln. Wahab Syahrani No.2. Kec. Sangatta Utara, tanggal
5 september 2014.
4 Bapak Sugiri, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sangatta Utara, Wawancara,
jln. Wahab Syahrani No. 2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 8 september 2014.
5 Bapak Sugiri, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sangatta Utara, Wawancara,
jln. Wahab Syahrani No. 2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 8 september 2014.
6 Bapak Sugiri, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sangatta Utara, Wawancara,
jln. Wahab Syahrani No. 2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 8 september 2014.
7 Ibu siti khotija, Guru PAI kelas 7,8, dan 9. SMP Negeri 1 Sangatta
Utara, Wawancara, jln. Wahab Syahrani No.2. Kec. Sangatta Utara, tanggal
5 september 2014
8 Ibu Aqida. Guru PAI kelas 7, dan 8. SMP Negeri 1 Sangatta Utara, Wawancara,
jln. Wahab Sahrani No. 2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 5 september 2014.
9 Ibu siti khotija, Guru PAI kelas 7,8, dan 9. SMP Negeri 1 Sangatta Utara, Wawancara,
jln. Wahab Syahrani No.2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 5 september 2014
10 Ibu Aqida. Guru PAI kelas 7, dan 8. SMP Negeri 1 Sangatta Utara, Wawancara,
jln. Wahab Sahrani No. 2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 5 september 2014.
11 Ibu
siti khotija, Guru PAI kelas 7,8, dan 9. SMP Negeri 1 Sangatta Utara, Wawancara,
jln. Wahab Syahrani No.2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 5 september 2014
12 Ibu Aqida. Guru PAI kelas 7, dan 8. SMP Negeri 1 Sangatta Utara, Wawancara,
jln. Wahab Sahrani No. 2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 5 september 2014.
13 Ibu siti khotija, Guru PAI kelas 7,8, dan 9. SMP Negeri 1 Sangatta Utara, Wawancara,
jln. Wahab Syahrani No.2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 5 september 2014
14 Ibu siti khotija, Guru PAI kelas 7,8, dan 9. SMP Negeri 1 Sangatta Utara, Wawancara,
jln. Wahab Syahrani No.2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 5 september 2014
15 Bapak Sugiri, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sangatta Utara, Wawancara,
jln. Wahab Syahrani No. 2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 8 september 2014
16 Ibu Aqida. Guru PAI kelas 7, dan 8. SMP Negeri 1 Sangatta Utara, Wawancara,
jln. Wahab Sahrani No. 2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 5 september 2014.
[17] Ibu siti khotija, Guru PAI kelas 7,8, dan 9. SMP Negeri 1 Sangatta Utara, Wawancara,
jln. Wahab Syahrani No.2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 5
september 2014
0 Response to "PERANAN KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN SUPERVISI AKADEMIK PADA GURU PAI DI SMP NEGERI I SANGATTA UTARA KABUPATEN KUTAI TIMUR."
Post a Comment